TEORI KEBENARAN

27 Oktober 2010 at 1:21 17 komentar


Suatu kebenaran bisa dipandang dari sudut pandang dan metode yang berbeda. Misalnya dari sudut rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan satu-satunya yang benar adalah rasio (akal budi). Empirisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa hanya pengalaman (lewat indra) merupakan sumber pengetahuan yang benar. Jadi, empirisme bertolak belakang dengan pandangan rasionalisme. Kedua pandangan tersebut melahirkan teori kebenaran, yaitu korespondensi (menurut rasionalisme) dan koherensi (menurut empirisme).

Teori Kebenaran Korespondensi

Teori kebenaran korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta. Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.

Contoh:

  1. Jika seseorang mengatakan bahwa, “Kampus Pascasarjana Unsri berada di kota Palembang,” maka pernyataan tersebut adalah benar, sebab pernyataan itu dengan objek yang bersifat faktual yakni Palembang, memang kota di mana kampus Pascasarjana Unsri berada. Apabila ada orang lain yang menyatakan bahwa “Kampus Pascasarjana Unsri berada di kota Jambi,” maka pernyataan itu adalah tidak benar, sebab tidak terdapat objek yang benar dengan pernyataan tersebut. Dalam hal ini, maka secara faktual, “Kampus Pascasarjana Unsri bukan berada di kota Jambi, melainkan di Palembang.”
  2. Seseorang mengatakan, “Wah lagi hujan nih!”. Perkataan bisa jadi benar, jika perkataan itu berhubungan dengan realitasnya. Akan tetapi, terkadang maksud perkataan lebih kepada sindiran, godaan atau yang bersifat menyesatkan, sehingga secara semantik, pernyataan ini dapat menjadi benar atau salah

 

Teori Kebenaran Koherensi

Teori kebenaran koherensi disebut pula konsistensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang lain. Seperti sebuah percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling berhubungan dari massa, gaya, dan kecepatan dalam fisika.

Contoh:

  1. Semua manusia akan mati. Amron adalah seorang manusia. Amron pasti akan mati.
  2. Seluruh mahasiswa Pasca-Unsri mengikuti perkuliahan matrikulasi. Edy adalah mahasiswa Pasca-Unsri. Edy harus mengikuti kegiatan perkuliahan matrikulasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber pengetahuan diperoleh dari segala sesuatu di dalam kehidupan manusia yang kemudian ditangkap oleh kelima indra manusia. Karena sifatnya ditangkap, maka pengetahuan yang diperoleh manusia itu harus diinterpretasikan dengan akal budinya. Setelah diinterpretasikan, baru pengetahuan yang ditangkap itu menjadi pengetahuan bagi manusia tersebut. Dengan demikan, secara sederhana, dapat dipahami bahwa ada dua jenis pengetahuan. Yang pertama adalah pengetahuan yang berasal dari segala sesuatu yang dijumpai manusia dalam kehidupannya (belum diinterpretasikan). Yang kedua adalah pengetahuan yang merupakan hasil interpretasi manusia melalui kemampuan-kemampuan yang dimiliki manusia melalui kemampuan akal pikirannya.

(Sumber: Darsono Prawironegoro, Filsafat Ilmu, 2010, halaman 100).

Entry filed under: Pendidikan. Tags: , , , , , , .

TUNJANGAN PROFESI LULUSAN SERTIFIKASI 2009 MENUNGGU PUTUSAN MENTERI

17 Komentar Add your own

  • 1. Bengkel Ngeblog  |  12 Desember 2010 pukul 5:11

    Sebuah paparan yang rasional…..Bang. Tapi bacanya juga harus berulang-ulang biar ngerti. He..he..he.. Thanks.

    Balas
  • 2. udung  |  12 Februari 2011 pukul 17:19

    terima kasih, artikelnya betul-betul asik, dan benar seperti komentar Bengkel Ngeblog, perlu dibaca berulang-ulang untuk dapat dimengerti… khususnya untuk saya. thx

    Balas
  • 3. Watch The Cape  |  11 Maret 2011 pukul 18:49

    Kita harus jujung nilai2 kebenaran

    Balas
  • 4. Watch Caprica  |  16 Maret 2011 pukul 9:20

    Kebenaran akan selalu menang…!!

    Balas
  • 5. Zia Ade  |  16 April 2011 pukul 19:46

    kebenaran hanyalah sesaat, tidak abadi dan bersifat situasional
    benar saat ini belum tentu benar kelak dikemudian hari.
    kebenaran hakiki adalah kebenaran dari Tuhan

    Balas
  • 6. Robuster  |  2 Mei 2011 pukul 10:24

    Kita harus jujung nilai2 kebenaran !!!

    Balas
  • 7. trainingpentamedia  |  22 Juni 2011 pukul 0:04

    Harus ny sudah mulai dari keluarga dan dimulai dari presiden yg bs menjadi pabutan, misalnya tidak mengambil gaji, tidak menggunakan fasilitas secara berlebihan. thanks

    Balas
  • 8. madeta  |  20 Februari 2012 pukul 19:47

    cakupan kebenaran lebih luas dari apa yg anda ilustrasikan, saya lebih snang menyebut apa yg anda ilustrasikan td sbgai suatu kondisi atw fakta yg dinilai dr sdut pandang logika.

    Balas
  • 9. eziie2208  |  13 Juli 2012 pukul 21:30

    Sep pak..Nice blog
    Mampir balik ya pak..makasih

    Balas
  • 10. kacho  |  1 Oktober 2012 pukul 7:20

    “Kedua pandangan tersebut melahirkan teori kebenaran, yaitu korespondensi (menurut rasionalisme) dan koherensi (menurut empirisme).”

    itu gak kebalik ya? yang korespondensi => empirisme, karena berdasarkan fakta. dan koherensi => rasionalisme karena berdasarkan kesesuaian logis antar pernyataan??

    Balas
  • 11. juharman lainawa  |  4 Oktober 2012 pukul 21:25

    Terimah kasih atas pemaparannya.semoga tetap eksis untuk memberikan pencerahan kepada org 2 seperti saya yg masih butuh untuk belajar banyak..kebenaran sgt perlu di sosialisakan dgn seluas luasnya.tapi gimana mngambilnya untuk jadi reverensi saya ya?

    Balas
  • 12. kacho  |  5 Oktober 2012 pukul 6:51

    maksudnya?

    Balas
  • 13. Ideguru.com  |  17 Januari 2013 pukul 1:29

    terima kasih pak untuk blognya
    kami dari IDG media mengundang pak Tarmizi untuk bergabung bersama kami di ideguru.com
    forum yang di dedikasikan kepada guru dan mereka yang peduli pendidikan 🙂
    salam sukses

    Balas
  • 14. aryono  |  5 September 2014 pukul 9:12

    yang benar akan lenyap dan yang tidak benar akan musnah . Yang benar dan yang tidak benar akhirnya sama.

    Balas
  • 15. aryono  |  5 September 2014 pukul 9:17

    bagaimana preposisi dapat dinyatakan benar sedangkan realitannya belum ada.

    Balas
  • 16. afdhal ilahi  |  22 Desember 2015 pukul 21:21

    IZIN COPY YH GAN

    Balas
  • 17. Wahyu St  |  2 Juli 2020 pukul 22:54

    Kebenaran sejati itu bukan cuma ada di teori, tapi juga praktek dan dirasakan. Juga mengenai kebenaran tentang cinta karena cinta, bisa baca selengkapnya Tentang Cinta Karena Cinta

    Balas

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Jika Anda berminat menautkan blog ini, copy dan paste kode banner di bawah ini ke blog atau situs Anda.
<a href="https://tarmizi.wordpress.com" target="_blank"><img src="http://cdn-users1.imagechef.com/ic/stored/2/100319/anmfe5cf44cf7742a9b.gif" align="Center">

Translate Isi Blog

Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch

Yang sedang online saat ini

free counters

Statistik Blog

Statistik Kunjungan

  • 1.883.237 Pengunjung

Arsip

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

Bergabung dengan 61 pelanggan lain

RSS Blogger Indonesia

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

FACEBOOK

Profil Facebook Tarmizi Ramadhan



Lintas Berita – Berita Terbaru


POLLING TERBUKA

Kompetisi Blog Kebahasaan

balaibahasabandung.web.id

Kalender

Oktober 2010
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031