Kajian Emosionalitas dan Egoisme Pelaku Cerita dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan Abdul Qudus

21 November 2008 at 2:43 9 komentar


ABSTRAK

Novel Aku Lupa bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Qudus mempunyai kelebihan di antaranya mampu mendobrak tradisi adat istiadat bangsa Mesir yang pada waktu itu tidak memperbolehkan kaum perempuan untuk ke luar rumah apalagi sudah bersuami. Novel ini kaya dengan muatan filsafat hidup. Tuntutan kesetaraan jender yang dikemas dalam pertentangan batin seorang perempuan, menjadikan novel ini bukan sekadar bacaan biasa yang memberikan inspirasi tetapi juga sebagai contoh bagi perjuangan perempuan untuk melawan dominasi di sekelilingnya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural. Sumber data diperoleh dari berbagai kajian pustaka yang berkaitan dengan kajian emosionalitas dan egoisme para pelaku dalam novel Aku Lupa bahwa Aku Perempuan karya Ihsan Abdul Qudus tahun 2006, terbitan Alifia Books Divisi, Jakarta. Analisis data ditinjau dari kajian emosional dan egoisme pelaku cerita.

Hasil analisis emosionalitas dan egoisme dalam novel “Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan” karangan Ihsan Abdul Qudus menunjukkan bahwa rasa emosionalitas yang terjadi pada diri para pelaku cerita mulai dari rasa sedih, sakit hari, depresi, kecewa, bahagia, iri hati, dan benci. Rasa emosionalitas ini semuanya berasal para pelaku cerita terhadap tokoh “Aku” atau “Suad”. Hal ini menunjukkan bahwa rasa emosionalitas para pelaku cerita dibuktikan dalam bentuk perlawanan terhadap pertahanan ego seorang wanita untuk menggapai ambisinya, menjadi seorang politisi sukses. Pertahanan ego tokoh “Aku” banyak menemui kendala dan hambatan. Kegagalan demi kegagalan mendera. Namun, di balik kegagalan itu terdapat hikmah yang cukup memberi pelajaran bagi tokoh “Aku” bahwa sesungguhnya pertahanan ego banyak memerlukan pengorbanan sehingga akan kehilangan segalanya yakni suami-suaminya, anak, dan ibunya. Emosi, egoisme, dan ambisi tokoh “Aku” telah melupakan bahwa ‘aku adalah perempuan’. (atr)

Entry filed under: Penelitian. Tags: , , , , , , , , , , , , .

ANALISIS FRUSTRASI TOKOH UTAMA NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU (Sebuah Kajian Psikologis) Kesulitan Siswa Membaca Permulaan

9 Komentar Add your own

  • 1. Badria  |  21 November 2008 pukul 10:09

    Bantu, saya Mas. Aku butuh landasan teorinya.Klu tdk keberatan kirim via email saya. TKS.

    Balas
    • 2. Revi  |  21 Juni 2022 pukul 17:00

      Boleh minta landasan teori nya ga kak?

      Balas
  • 3. Tarmizi  |  21 November 2008 pukul 16:46

    Permintaan Anda akan kami pertimbangkan. Tunggu saja postingan selanjutnya.
    Thank’s.

    Balas
  • 4. H. Sidqon Maesur, Lc. MA  |  14 Februari 2009 pukul 12:58

    Wow ada blog ttg Ihsan Abdul Qudus. Saya cukup lama tinggal di mesir dan mengidolakan sastrawan Mesir ini. Skrng saya sdng mempersiapkan disertasi ttg nasionalisme dlm novel ihsan abdul qudus di S3 UGM, dan jika Tuhan berkenan, saya akan melakukan penelitian lewatprogram sandwich ke Mesir.

    Balas
  • 5. H. Sidqon Maesur, Lc. MA  |  23 Februari 2009 pukul 12:33

    Karya sastra dalam bentuk cerpen maupun novel bukan hanya sekedar keindahan cerita untuk dinikmati sebagai hiburan oleh pembacanya, namun juga menjadi media penyaluran gagasan bagi sang penulisnya. Dalam pribahasa Indonesia, sekali dayung dua pulau terlampau, menjadi simbol spirit bagi para pekerja sastra untuk mengoptimalkan garapannya sehingga bisa lebih memberikan banyak manfaat kepada masyarakat pembaca.

    Dalam beberapa karya sastra yang ditulis oleh para sastrawan arab, semisal Abbas Mahmoud al-Aqod, Thaha Husen, dan Naguib Mahfouz, menampilkan cerita-cerita bermutu, bukan hanya karena kualitas alur ceritanya, akan tetapi sarat dengan misi yang dikemukakan demi kepentingan negara dan bangsanya.

    Ihsan Abdel-Qudous sastrawan yang sekaligus politikus mesir, dalam standar tertentu merupakan denyut jantung negara dan umatnya. Karya sastranya dalam bentuk cerpen dan novel, menjadi cermin bagi obsesi dan harapan-harapan bangsa dan negara Mesir. Berkat produk tulisannya yang memiliki uslub seni eksklusif, mendudukkannya pada tempat yang terhormat, khususnya di kalangan sastrawan, cendekiawan, bahkan kalangan politikus.

    Bangsa Indonesia yang meyakini akan pentingnya semangat nasionalisme sebagai modal dasar spirit membangun negara, masih sangat memerlukan berbagai masukan ide tentang penanaman nasionalisme tersebut. Sementara itu rakyat negara Mesir termasuk dapat menjadi contoh ideal bagi upaya pemantapan spirit patriotisme dan nasionalisme itu.

    Dengan mengangkat tokoh sastrawan Ihsan Abdel-Qudous dan sejumlah karya novelnya kedalam penelitian, akan memunculkan paling tidak dua manfaat. Pertama, dari aspek akademis, dapat digali ide gagasannya tentang konsep nasionalisme, termasuk gagasan tentang etika yang semestinya dipegang secara konsisten oleh para penyelenggara negara. Kedua, dari aspek aplikatif, adalah sebagai langkah ikhtiyar untuk lebih memperkokoh hubungan bilateral budaya antara rakyat Indonesia dan Mesir.

    Sejauh yang diketahui, obyek penelitian ini belum pernah dilakukan baik individu maupn kelompok di lembaga penyelenggara penelitian di Indonesia, maka atas dasar itu pantas kiranya Ihsan Abdel-Qudous dan sejumlah karya novelnya untuk dikaji dan diteliti.

    Riwayat Hidup

    a- Pertumbuhannya
    Ihsan Abdel-Qudous sebagai ikon legendaris sastrawan Mesir yang sekaligus analis politik kenamaan. Lahir pada 1 januari 1929 dari ayah Mohamed Abdel-Qudous, seorang aktor dan penulis. Ibunya, Fatimah Al-Youssef atau yang terkenal dengan nama Rose Al-Youssef, seorang wanita asal Libanon yang juga berprofesi sebagai bintang film yang dijalaninya selama jangka waktu yang cukup lama, sampai kemudian berganti profesi di bidang pers.

    Profesi kedua orang tuanya itulah yang sangat mempengaruhi pola kehidupan Ihsan Abdel-Qudous. Sejak masa kecil, ia sangat gemar membaca, sehingga ayahnya sangat memperhatikan pendidikannya, dan ayahnya pulalah yang mendorongnya terus menuntut ilmu hinga ia memperoleh gelar Bachelor of Lows dari Universitas Cairo pada tahun 1942.

    Setamat dari kuliyah, Ihsan Abdel-Qudous latihan praktek sebagai advokad pada kantor pengacara senior Edward Qusheri, sambil juga menekuni bidang jurnalistik pada majalah bernama Rose Al-Youssef yang memang didirikan oleh ibunya, Rose Al-Youssef.
    Dari sinlah Ihsan Abdel-Qudous menapakkan kakinya di dunia pers dan sastra, dimana ia di kantor ayahnya bertemu dengan Ahmad Shawqi yang bergelar ameer syu’ara, Abbas Mahmoud al-Aqod, dan beberapa sastrawan kondang Mesir lainnya.

    Ihsan Abdel-Qudous yang bekerja pada majalah milik ibunya sendiri, mula-mula ia ditugasi sebagai reporter dan kemudian meningkat jabatan sebagai pimpinan redaktur. Issue penting yang dia angkat dalam tulisan di majalahnya adalah membongkar skandal korupsi pengadaan alat-alat perang yang telah kedaluarsa pada tentara Mesir pasca perang Palestina pada tahun 40-an. Lewat paparan jurnalistiknya itu, Ihsan Abdel-Qudous berkenalan dengan dua perwira tingi Mesir dari dewan revolusi 23 juli 1952, Gamal Abdel-Nasser dan Anwar Sadat, termasuk dengan Sadik Khalid Mohiuddin yang sering mondar-mandir di kantor majalah Rose al-Youssef. Akibat dari tulisannya membongkar skandal korupsi itu, dia terancam serangkaian upaya pembunuhan terhadap dirinya. Tidak kurang dari empat kali ia selamat dari aksi upaya pembunuhan.

    Sebagai orang pers yang juga menekuni penulisan naskah cerita film (scriptwriting movies), cerpen dan novel, dia mendedikasikan dirinya pada dunia pers dan sastra, demikan itu setelah dia meninggalkan profesi coba-coba sebagai advokad. Baginya, sastra dan pers adalah dua hal yang sangat urgen dan merupakan kelaziman dalam kehidupan.

    Baru beberapa tahun saja terjun di dunia pers, dia telah terangkat menjadi seorang wartawan kenamaan, terutama di jalur analisa politik dan sekaligus sebagai penulis cerita. Status ini membuka jalan lapang baginya untuk bekerja di surat kabar harian “Al-Ahbar” yang ditekuninya selama delapan tahun, kemudia ia pindah ke surat kabar terbesar di timur-tengah, harian “Al-Ahram” hingga menduduki puncak jabatan sebagai pucuk pimpinan.

    Ihsan Abdel-Qudous mampu menciptakan lonjakan kualitativ utuk novel arab, sebagaimana juga diciptakan oleh segenap sastrawan seangkatannya, seperti Naguib Mahfouz, Youssef Al Sibai, Mohamed Abdel Halim Abdullah Ahsan. Akan tetapi Ihsan Abdel-Qudous lebih memiliki dua keistimewaan dibanding mereka. Pertama, sejak kecil dia telah hidup dalam lingkungan asuhan diatas pondasi jurnalistik yang dibangun oleh kedua orang tuanya. Dari pijakan itulah dia dengan mudah menerobos berbagai lapisan komunitas dan mudah membangun relasi dengan kaum selebriti di pangung sastra, keartisan dan politik. Kedua, dia sangat mendalami pemahaman yang benar tentang konsep kebebasan pada ranah pilitik, ekonomi maupun sosial. Dengan demikian, maka buah karya sastranya sukses melesat dari panggung lokal menuju arena global. Sebagian besar karyanya telah diterjemakan kedalam bahasa-bahasa asing, seperti, inggris, prancis, ukrania, china dan jerman. Atas prestasinya itulah, dia sukses berpartisipasi dalam pengelolaan dewan tinggi pers dan institusi perfilman Mesir.
    _____________

    @H. Sidqon Maesur, Lc. MA. Terima kasih Pak atas tanggapannya. Informasi tentang Ihsan Abdel-Qudous dapat menambah litaratur biografi pengarang. Sangat bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkannya. Oke, sukses buat Anda. Salam hangat selalu.. 😆

    Balas
  • 6. abduh  |  4 Maret 2009 pukul 18:34

    saya lagi belajar buat novel. saya posting ke blog. Mohon masukan demi perbaikan

    Balas
  • 7. metal kartun  |  13 Agustus 2009 pukul 23:42

    Salam kenal..
    Senang novel Arab?

    Balas
  • 8. Ws Aura  |  27 Januari 2014 pukul 21:15

    mz klw boleh tau referensi tentang Emosionalitas dan Egoisme it bukunya syp ya????

    Balas
  • 9. novia  |  15 April 2017 pukul 0:31

    tadinya saya pikir bisa dapat pencerahan soal egoisme dari laman ini… rupanya hanya abstraknya aja hiks boleh tolong di posting soal landasan teorinya? makasih

    Balas

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


Jika Anda berminat menautkan blog ini, copy dan paste kode banner di bawah ini ke blog atau situs Anda.
<a href="https://tarmizi.wordpress.com" target="_blank"><img src="http://cdn-users1.imagechef.com/ic/stored/2/100319/anmfe5cf44cf7742a9b.gif" align="Center">

Translate Isi Blog

Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch

Yang sedang online saat ini

free counters

Statistik Blog

Statistik Kunjungan

  • 1.883.546 Pengunjung

Arsip

Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

Bergabung dengan 61 pelanggan lain

RSS Blogger Indonesia

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

FACEBOOK

Profil Facebook Tarmizi Ramadhan



Lintas Berita – Berita Terbaru


POLLING TERBUKA

Kompetisi Blog Kebahasaan

balaibahasabandung.web.id

Kalender

November 2008
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930