Suara Guru


“Kegagalan yang memalukan pada sistem pendidikan kita adalah kegagalan untuk mengenal, menghargai, dan mengembangkan bakat sejumlah besar murid berbakat”

Memilki pengetahuan berarti memiliki kekuatan. Berbagilah sedikit pengetahuan dan pengalaman Anda dalam SUARA GURU. Berikanlah saran, usul, pemikiran, tanggapan atau apa saja tentang pendidikan. Boleh juga meletakkan link tulisan di sini. Bagi yang bukan guru jangan khawatir, kamu boleh ikutan ….

Komentar: no spam

64 Komentar Add your own

  • 1. Usep Supriatna  |  30 Desember 2008 pukul 22:14

    Hakekat seorang Guru adalah kemampuan untuk mempertajam penglihatan mata lahir dan mata batinnya terhadap potensi yang dimiliki peserta didik serta terampil untuk membangkitkan potensinya tersebut.

    (salam kenal Bang !)

    Salam kenal kembali Kang Usep….Saya setuju sekali dengan komentar Anda

    Balas
  • 2. Abuthoriq  |  31 Desember 2008 pukul 12:26

    Thoyibin, guru memang harus punya kepribadian. Harus berkarakter. Salam dari kami. Ok. Saling link

    ============
    Tarmizi Ramadhan menjawab:
    Tepat sekali tuh Pak…. Salam takzim buat rekan guru di sana.

    Balas
  • 3. sawali tuhusetya  |  31 Desember 2008 pukul 17:47

    Konon ada yang bilang, guru itu ada dua macam, yakni guru kurikulum dan guru inspiratif. keduanya sama2 dibutuhkan dalam upaya membangkitkan dan mengembangkan kompetensi siswa didik. yang masih langka di negeri ini, konon juga, adalah guru inspiratif. kalau guru kurikulum semata-mata hanya ingin mengejar target kurikulum, sedangkan guru inspiratif berupaya untuk melakukan inivasi dan terobosan baru agar suasana kelas tercipta atmosfer pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. guru bukan satu2nya sbg sumber belajar, melainkan tak lebih sebagai fasilitator dan mediator semata. siswa bukan sebagai objek, melainkan sebagai subjek yang perlu diperlakukan sesuai dengan tipe dan gaya belajarnya. *duh kok saya jadi cerewet begini*
    ok, selamat berjuang, mas tarmizi. mari kita cerdaskan anak2 negeri ini agar kelak mereka tidak menjadi generasi robot yang miskin kreativitas.

    ===============
    Tarmizi Ramadhan menjawab:

    Pak Sawali, saya sangat mengagumi buah pikiran Anda. Hal ini pula yang mengilhami saya untuk menulis tentang gaya belajar siswa [baca tulisannya di sini ]

    Balas
  • 4. jurnalis  |  1 Januari 2009 pukul 21:42

    Terus inovatif dan berusaha mencari hal baru, metode baru sekalipun gagal 😀
    itulah guru inspiratif – apalagi yang mengaku sudah menerima Tunjangan profesional (lulus sertifikasi) harus lebih inspiratif lagi 😆

    serta meningkatkan semangat gemilang untuk terus melihat kemenangan pendidikan nasional, yakni generasi Indonesia yang cerdas, berakhlak mulia, dan berwibawa

    =============
    Tarmizi Ramadhan menjawab:
    Terima kasih Mas, udah berkunjung kemari… mudah-mudahan ini bisa dibaca oleh guru yang laen alias guru profesional yang lulus sertifikasi.
    Dipersilakan datang kemari lagi klo ada pemikiran yang baru… 😆

    Balas
  • 5. Zulmasri  |  1 Januari 2009 pukul 23:47

    pertama salam balik pak. trims atas kunjungan ke blog saya.

    kedua, tentang suara guru. aha, agaknya tepat sekali pak. saya setuju. suara pak tarmìzi lewat tulisan blog ini juga mewakili suara saya.

    maju terus pak….

    ==============
    Tarmizi Ramadhan menjawab:
    Ah, Mas, Zul. Saya jadi malu… padahal ilmu saya belum apa-apa dibandingkan Mas Zul… 🙂
    Oke, dech… makasih telah berkunjung kemari…

    Balas
  • 6. chowie lhandoer  |  6 Januari 2009 pukul 21:37

    Maaf pak, lulus sertifikasi ternyata belum menjamin bahwa guru tersebut sudah layak mendapat sebutan guru profesional, toh lulusnya juga melalui Diklat Massal, ? Boleh setuju dengan komentar saya ini, boleh juga tidak. kan saya hanya bisa komentar. Sorry yah ?

    =============
    Tarmizi Ramadhan menjawab:
    Komentar Anda bagus, mereka yang lulus sertifikasi perlu dipertanyakan keprofesionalannya….
    Terima kasih atas kunjungan Anda. Ditunggu kunjungan selanjutnya. 😆

    Balas
    • 7. dimas  |  5 Oktober 2010 pukul 21:26

      jangan sakiit hati yg blum sertifikasi sabar ya .malulah krna cemburu

      Balas
  • 8. ONNY RUDIANTN  |  8 Januari 2009 pukul 9:27

    Gara-gara sertifikasi, sekarang ini banyak guru yg kehilangan jati diri, kejujuran, keikhlasan, kesabaran, kedisiplinan, motto digugu lan ditiru hilang, dll. demi selembar sertifikat untuk memburu sertifikasi, sunggu ironi. wahai guru bangsa…sadarlah, kembalilah kejalan yg benar ingat semua akan dipertanggung jawabkan. Jadilah guru bersertifikasi bukan bersertifikat

    Balas
  • 9. iwanmalik  |  9 Januari 2009 pukul 11:17

    Guru harus bisa memberikan inspirasi, motivasi untuk kreasi yang inovatif dari pembelajaran yang diberikan, sehingga menciptakan karya atau penemuan baru yang lebih berguna.

    http://iwanmalik.wordpress.com
    Info Pendidikan, Wirausaha & Kimia terapan

    Balas
  • 10. pakarfisika  |  11 Januari 2009 pukul 11:48

    Bila Guru memiliki Jaringan yang solid,
    Bila Guru mampu berkarya ketimbang bicara,
    Bila Guru menjadi Sangat Berjasa dan bukan Tanpa ‘tanda’ Jasa,
    Bila saya menemukan Guru seperti yang saya baca tulisannya di Suara Guru ini,

    Karena manusia terlahir sebagai ‘Guru’…

    salam ta’aruf Pak Tarmidzi…

    Balas
  • 11. budisan68  |  12 Januari 2009 pukul 23:53

    di dunia hanya ada dua profesi yaitu guru dan bukan guru. selamat atas sertifikat guru profesional yang telah Anda raih. salam kenal dari kalimantan tengah

    Balas
  • 12. khairilusman  |  28 Januari 2009 pukul 13:30

    slam kenal buat bapak….
    “Pahlawan Tanpa tanda Jasa” kata2 itu yg dianggap penyejuk bagi guru padahal Guru adalah Tiang Negara Tanpa Guru APA JADINYA NEGARA….
    selamat bejuang…salam dari sel-sel_parepare

    Balas
  • 13. YAREDI GEA  |  3 Februari 2009 pukul 21:20

    SEKIAN LAMA MENJADI GURU
    KEHIDUPAN BEGITU-BEGITU SAJA TAK ADA PERKEMBANGAN DAN TAK ADA KEMUNDURAN

    BARU SEKARANG BISA BERNAFAS SETELAH BANYAK KEPUTUSAN PENTING YANG TELAH SAYA AMBIL SENDIRI

    UNTUK MEMBEBASKAN HIDUP DARI PENDERITAAN

    Balas
  • 14. NORBERT  |  3 Februari 2009 pukul 21:25

    SEKIAN LAMA MENJADI GURU
    KEHIDUPAN BEGITU-BEGITU SAJA TAK ADA PERKEMBANGAN DAN TAK ADA KEMUNDURAN

    BARU SEKARANG BISA BERNAFAS SETELAH BANYAK KEPUTUSAN PENTING YANG TELAH SAYA AMBIL SENDIRI

    UNTUK MEMBEBASKAN HIDUP DARI PENDERITAAN

    Balas
  • 15. NORBERT  |  3 Februari 2009 pukul 21:27

    SEKIAN LAMA MENJADI GURU
    KEHIDUPAN BEGITU-BEGITU SAJA TAK ADA PERKEMBANGAN DAN TAK ADA KEMUNDURAN

    BARU SEKARANG BISA BERNAFAS SETELAH BANYAK KEPUTUSAN PENTING YANG TELAH SAYA AMBIL SENDIRI

    UNTUK MEMBEBASKAN HIDUP DARI PENDERITAAN

    Balas
  • 16. Mahmduin  |  13 Februari 2009 pukul 14:47

    guru hakekatnya adalah sosok yang menjadi sentral figur, terlepas dari berbagai karakter yang dia miliki. apapun yang ia lakukan akan menjadi model anak didik dalam kehidupan selanjutnya. untuk itu poses uswatun hasanah menjadi sebuah kemutlakan yang harus dilakukan oleh seorang guru

    Balas
  • 17. Kiat-kiat UN « Setanhutan’s Blog  |  2 Maret 2009 pukul 11:07

    […] Suara Guru […]

    Balas
  • 18. Heni mardaleni  |  4 Maret 2009 pukul 15:33

    Sertifikasi seperti buah simalakama, disatu sisi guru menginginkan adanya peningkatan kesejahteraan dalam hidupnya, disisi lain guru dituntut menjadiguru yang profesional. Untuk menjadi guru yang bersertifikasi diperlukan segala daya dan upaya termasuk mengesampingkan kejujuran, yang tidak dapat dideteksi oleh sistem yang ada. Mudah-mudahan saya tidak termasuk guru yang seperti itu, amin.

    Balas
  • 19. imam munadjad  |  20 Maret 2009 pukul 20:23

    Bung Tar, tak sedikit guru hakekatnya cuman ” tukang ngajar” . Susah menjadi guru yg sejati di tengah kepungan rezim materi

    ___________
    @imam munadjad, tidak juga, kita harus tetap optimis dan berupaya untuk itu… terima kasih atas komennya.

    Balas
  • 20. titiksetyowati  |  29 Maret 2009 pukul 5:34

    profesi guru itu menyenangkan…ada suatu kepuasan batin, saat saya harus memberikan ilmu ke anak dan rekan guru, meski diluar jam mengajar, meski pula tanpa imbalan alias insentif sepeserpun…bagaimana rekan guru yang sudah sertifikasi??siapkah anda mengajar hingga diluar jam kerja tanpa insentif, karena sudah diganti tunjangan sertifikasi????

    Balas
  • 21. bunda Muharrik  |  30 Maret 2009 pukul 9:01

    Bagi saya, mengajar itu seperti bermain teater (meski hanya sekali saya bermain drama, itupun waktu ujian apresiasi drama dulu di kampus), karena saya harus pandai mengolah suara, mimik, ekspresi, intonasi, dan menyelami jiwa anak (sedikit gaul) walau sering dibilang jayuz oleh anak didik. Ketika mengajar saya bisa melupakan sedikit beban rumah tangga yang berat (hehehe). Profesi guru yang paling membosankan adalah ketika harus dituntut oleh sekolah untuk menyelesaikan satpel dan RPP selama satutahun di awal ajaran baru, padahal mengajar itu sendiri menyenangkan bagi saya. Padahal menulis RPP sebagai skenario “drama” harus dipikir matang-matang agar siswa memahami pelajaran

    Balas
  • 22. emditadasmi  |  16 April 2009 pukul 10:00

    Assamualaikum , Pak Tar?
    Saya suka dengan profesi saya sebagai guru, apalagi saya guru kelas satu SD, yang banyak suka dan dukanya. Saat mendapatkan tantangan untuk mengajak anak belajar membaca awal,, belum sikap manjanya lagi, terasa keunikan kita sebagai guru di sana. sebagai ibu guru di sekolah, kita harus pandai membujuk mereka untuk mau bicara, untuk mau bekerja, untuk mau mendengarkan kita bicara. Saya mengajar di kelas 1 dan 2 sd ini sudah 22 tahun (kontinue), memang 15 tahun pertama mengabdi mulai ada titik kejenuhannya. Setelah pergantian tahun ajaran, saya lihat pimpinan nampaknya masih tetap meletakkan jabatan saya sebagai guru kelas 1 atau 2 lagi.Apa yang terpikirkan oleh saya, kalau begitu saya masukkan saja jiwa saya ini ke dalam dunia anak kelas 1 tersebut agar kita lebih terasa menyenangkan. Kita berbuat yang terbaik untuk mereka, untuk menyenangkan mereka. Kita akan merasa tambah sayang sama mereka. tapi… yang rumit ada Pak..
    yaitu tentang adminstrasinya. Tapi …. gimana ya…? Kalau kita ingin mengajar secara profesional tentu perencanaan pembelajaran harus matang kan… ? Nah, kalau begitu tentu kita rancang RPP yang menyenangkan bukan ????
    Nach, rancangannya siapa yang buat ? tentu gurunya masing-masing. Iya, nggak Pak? Ada saran nggak Pak buat saya ? agar saya bisa lebih enjoy menghadapi kenyataan ini.

    ______________
    @emditadasmi. Mengajar siswa kelas I SD lebih sulit daripada mengajar siswa tinggi. Selamat bertugas. Anda termasuk guru kreatif, teruskan berkarya demi anak bangsa…

    Balas
    • 23. herlina kiki  |  8 Maret 2016 pukul 1:36

      KISAH SUKSES Lolos Jadi PNS Guru di Lingkungan Pemda daerah medan.
      assalamu Alaikum wr wb-, Saya Ingin Berbagi cerita kepada Anda,
      Bahwa dulunya Saya hanya Seorang tenaga Honorer di Sekolah Dasar.
      Sudah 12 Tahun Saya Jadi Tenaga honorer Belum diangkat Jadi PNS,
      Bahkan Saya Sudah berkali2 mengikuti Ujian,
      Dan membayar 40jt namun hasilnya nol Uang pun tidak Kembali,
      bahkan Saya Sempat putus asa,Namun Teman Saya memberikan
      no tlp Bpk.Drs SUKARDI M.Si Selaku petinggi di BKN Pusat
      Yang di Kenalnya selaku kepala DIT Pengadaan CPNS.
      Saya pun coba menghubungi beliau Dan beliau menyuruh Saya mengirim
      Berkas Saya melalui Email, Alhamdulillah No Nip Dan SK Saya Akhirnya Keluar.
      Allhamdulillah tentunya sy pun Sangat Gembira sekali,
      Jadi apapun keadaan Anda skarang Jangan Pernah putus asa Dan Terus berusaha,
      kalau Sudah Waktunya tuhan pasti kasih jalan,Ini Adalah kisah Nyata Dari Saya
      Untuk hasil ini Saya ucapkan terimakasih kepada.1. ALLAH SWT;
      Karena KepadaNya kita meminta Dan memohon. 2. Terimakasih untuk khususnya
      Bpk. Drs SUKARDI M.Si Di BKN PUSAT, Dan Dialah Yang membantu Kelulusan saya,
      Alhamdulillah SK Saya Tahun ini Bisa keluar. Teman Teman yg ingin seperti Saya
      silahkan Anda Hubungi Direktorat Pengadaan CPNS,Drs SUKARDI
      No Tlp; 0853 3905 2666 , Siapa tau beliau Masih mau membantu.

      Balas
  • 24. samsul  |  30 April 2009 pukul 9:30

    Salam buat pak Tarmizi. Pak saya ingin mengajak guru untuk mencari alternatif pengganti UN yang harus mengejar angka-angka target kelulusan yang memang dibuat atas kebijakan menteri pendidikan yang mantan menteri ekonomi itu, padahal pendidikan tidak sama dengan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat kita patok usekia persen untuk dicapai, tapi angka kelulusan hanya sekolah dan daerah yang tau. Mari urun pikiran untuk menyelesaikan masalah ini. Salam takzim. (Samsul Azwar, S.Pd) SMPN 1 Muara Bungo. Jambi

    ______________
    @Pak Samsul, salam kembali wong Jambi. UN merupakan sebuah wacana yang akhir-akhir mencuat ke media massa. Sebagian orang menyatakan UN perlu dihapuskan sebab berdasarkan Pasal 28 ayat 1 UU Nomor 23 Tahun 2003, kewenangan menilai pada pendidik, bukan pada birokrat. Seain itu, jika dikembalikan pada ujian sekolah maka biaya yang dihabiskan oleh UN sekitar Rp 500 milyar per tahun bisa ditekan. Belum lagi pelaksanaan UN diduga banyak terjadi penyimpangan di lapangan, karena tiap-tiap sekolah mengejar target kelulusan dengan standar nasional yang begitu berat. Oleh karena itu, UN perlu dikaji dan dievaluasi kembali.

    Balas
  • 25. M Mursyid PW  |  9 Mei 2009 pukul 18:08

    Bergantung pada pendidikanlah nasib dan masa depan bangsa ini. Semoga kita para guru yang suka bicara di dunia maya ini melalui blog tetap konsisten pada tugas mulia masing-masing.
    Salam kenal Pak Tarmizi.

    Balas
  • 26. joe  |  26 Mei 2009 pukul 13:04

    Alhamdulillah…
    saya sangat bersyukur bisa menemukan blog ini…
    kepada rekan2 guru…yu kita tingkatkan profesionalitas kita sebagi guru…….
    jangan jadi guru yg seperti di sinetron2
    banyak sekali pelecehan buat guru..mis.
    ada guru yg ke bencong2an
    ada guru yg bloon
    dll.

    Balas
  • 28. TABURONI  |  23 September 2009 pukul 13:11

    Jika anda sudah mendapat tunjangan sertifikasi jadilah guru yang dapat disejajarkan dengan profesi yang lain dengan tingkah laku layak diteladani oleh seluruh komponen bangsa.

    Balas
  • 29. muhammad rifai  |  9 Oktober 2009 pukul 21:36

    profesi guru adalah profesi yang mulia, sehingga seyogyanya dilaksanakan atas dasar ketulusan dan keiklasan, bukan hanya mengejar materi (gaji), tetapi tetap mengharapkan balasan di akhirat kelak.
    Salah satu amalan yang tetap diterima balasannya di akhir kelak, adalah ilmu yang diberikan kepada sesama atas dasar ketulusan dan keihlasan

    Balas
  • 30. rofiki  |  1 Desember 2009 pukul 16:39

    guru bukan hanya pengajar apalagi menjadikannya sebagai profesi semata, alangkah lebih bijak apabila seorang guru berdiri sebagai “pendidik”..ya be ready whereever n wherever beside the students….

    Inget teri silberman……!!!

    Inget pese Nabi Muhammad, tentang keutamaan pendidik ===”al murabby”…..

    Inget….murid2 adalah generasi penerus, apakah mereka selalu tidak lebih pintar dari kita?

    optimalkan hati, akal dan panca indera agar Anda kreatif dan bisa menjalankan easy n happy leraning…..

    selamat berusaha n sukses……

    Balas
    • 31. Irma  |  22 Februari 2010 pukul 22:36

      Saya setuju sekali…. Ciptakan cara agar murid bisa lebih pintar dari kita karena hidup ke depan akan lebih sulit dan butuh orang-orang yang pintar dan beriman…

      Balas
  • 32. Anto  |  15 Desember 2009 pukul 22:28

    askm..
    bwt semua tmn2 yg pnya skripsi ttg metode PAIKEM dirim ke email saya : antofpmipa2008@yahoo.co.id; saya lagi binggu mengerjakan tugas akhir yg berhubungan dengan PAIKEM.

    Terima kasih…

    Balas
  • 33. dwi astuti  |  21 Desember 2009 pukul 15:55

    Asslamualaikum, mau tanya dong. Kalau di SD kelas 1-6 mana yang lebih cocok guru kelas apa guru mata pelajaran? mana yang lebih diutamakan pembentukan karakter anak atau perolehan pengetahuan khususnya di SD, Terimakasih.

    Balas
  • 34. Willy Ediyanto  |  19 Februari 2010 pukul 10:29

    Willy Ediyanto, guru Bahasa Indonesia, MTs. Negeri Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
    Salam kenal.

    Balas
    • 35. herlina kiki  |  8 Maret 2016 pukul 1:36

      KISAH SUKSES Lolos Jadi PNS Guru di Lingkungan Pemda daerah medan.
      assalamu Alaikum wr wb-, Saya Ingin Berbagi cerita kepada Anda,
      Bahwa dulunya Saya hanya Seorang tenaga Honorer di Sekolah Dasar.
      Sudah 12 Tahun Saya Jadi Tenaga honorer Belum diangkat Jadi PNS,
      Bahkan Saya Sudah berkali2 mengikuti Ujian,
      Dan membayar 40jt namun hasilnya nol Uang pun tidak Kembali,
      bahkan Saya Sempat putus asa,Namun Teman Saya memberikan
      no tlp Bpk.Drs SUKARDI M.Si Selaku petinggi di BKN Pusat
      Yang di Kenalnya selaku kepala DIT Pengadaan CPNS.
      Saya pun coba menghubungi beliau Dan beliau menyuruh Saya mengirim
      Berkas Saya melalui Email, Alhamdulillah No Nip Dan SK Saya Akhirnya Keluar.
      Allhamdulillah tentunya sy pun Sangat Gembira sekali,
      Jadi apapun keadaan Anda skarang Jangan Pernah putus asa Dan Terus berusaha,
      kalau Sudah Waktunya tuhan pasti kasih jalan,Ini Adalah kisah Nyata Dari Saya
      Untuk hasil ini Saya ucapkan terimakasih kepada.1. ALLAH SWT;
      Karena KepadaNya kita meminta Dan memohon. 2. Terimakasih untuk khususnya
      Bpk. Drs SUKARDI M.Si Di BKN PUSAT, Dan Dialah Yang membantu Kelulusan saya,
      Alhamdulillah SK Saya Tahun ini Bisa keluar. Teman Teman yg ingin seperti Saya
      silahkan Anda Hubungi Direktorat Pengadaan CPNS,Drs SUKARDI
      No Tlp; 0853 3905 2666 , Siapa tau beliau Masih mau membantu.

      Balas
  • 36. amos  |  21 Februari 2010 pukul 15:43

    ada tidak mafia pendidikan? saya sebagai guru kalau melihat itu jadi malu sendiri. Exs. sudah ada bos, siswa masih dikenai pungutan. unt birokrat, bantuan guru disunat dan ditilep. ayo perbaiki bersama !

    ==================
    @amos: Mafia itu ada di mana-mana… (kayak kasus KPK aja)

    Balas
    • 37. agus kurnia  |  20 Mei 2010 pukul 3:27

      markus-markus pendidikan….???? liat aja tiap taun uan bocor….bahkan semakin parah…memang klo dibuktikan dengan hukum susah tapi ini bukan rahasia umum lagi…dan anak-anak sekolah pada tau itu kok….saatnya kita harus mengajarkan kejujuran dari pada kemujuran ketika menghadapi uan…kwalitas lebih penting dari pada formalitas….I love my country

      Balas
  • 38. Irma  |  22 Februari 2010 pukul 22:42

    Pungutan yang masuk akal is OK. Tp … klw ngambil hak orang lain itu nggak punya malu…. Mulailah dari diri sendiri…. OK

    ================
    @Irma: Siip memang sesuatu itu dikembalikan kembali pribadi masing-masing.

    Balas
  • 39. mas Untung  |  5 Maret 2010 pukul 0:54

    salam kenal saja dulu….lain kali mampir lagi

    Balas
  • 40. agus  |  18 Maret 2010 pukul 13:04

    sy ingin lulus

    Balas
  • 41. larazz  |  21 Maret 2010 pukul 9:15

    npa eror sech!!!!sbellllllllllllll

    Balas
  • 42. lastri  |  29 Maret 2010 pukul 12:04

    jadi guru ternyata asyik….sebagai praktikan pplk baru menyadari bahwa guru adalah seorang pejuang, ujung tombak pendidikan..bagi yang mau jadi guru ideal harus struggle , tahan banting terhadap segala situasi dan kondisi. ..OK!

    ================
    @lastri: he…he… kayak besi aja tahan banting. Teruskanlah cita-citanya jadi guru yang disenangi oleh siswa-siswanya…

    Balas
  • 43. Indra Oktaviro  |  24 April 2010 pukul 16:16

    Apa yang Salah dalam Pendidikan Nasional ?. hasil yang muncul adalah SDM yang hanya memikirkan diri sendiri. Conth yg populer Gayus, dll ia adalah merupakan hasil pendidikan negeri kita. (suka atau tidak) Tahun 2000an Pembodohan yang sistemic terjadi di dunia pendidikan khusus pada Ujian Nasional. belum tau memang akan jadi apa peserta didik nantinya yang sudah menamat kan SMA mereka?, siapa yang bisa jawab ? Kamu !

    Balas
  • 44. Dika  |  22 Agustus 2010 pukul 22:29

    Salah satu tolok ukur keberhasilan proses pendidikan adalah adanya perubahan pada potensi peserta didik. perubahan kemampuan akal, budi dan skill.

    Balas
  • 45. nurman  |  27 Agustus 2010 pukul 20:14

    prihatin dg kualitas pendidikan di negeri ini….. kurikulum yang idealis, penerapan di lapangan dipaksa asal bapak senang… saya takut anak didik kita yang memiliki intelektual, skill dan moral yang bagus akan tinggal beberapa orang saja. Smg teman2 pendidik tdk pernah terkontaminasi dg gagasan2 sesat dari oknum2 sesat pengambil kebijakan di lingkungan pendidikan. Jangan pernah lupakan petuah kakek nenek kita… guru adalah digugu lan ditiru (dpt dipercaya dan diikuti).
    Selamat menunaikan ibadah puasa buat pak Tarmizi dan teman2 semua.
    Mhn di backlink ya pak.. agar kita dpt saling silaturrahmi..

    Balas
  • 46. Hussain Bumulo  |  29 September 2010 pukul 14:27

    ,Sebagai pensiunan Dosen yang telah menjadi Guru SMA Negeri sejak 1958, sungguh sangat prihatin dengan amburadulnya pendidikan kita terutama bejibun mata pelajaran sejak SD sampai SMA, coba bandingkan dulu SD maksimum 8 mata pelajaran, SMP dan SMA maksimum 12, itupun waktu SMA zaman dulu Matematika disajikan dalam 4 mata pelajarn terpisah : Aljabar, Goniometri, Ilmu Ukur Ruang, Ilmu Ukur Analatik, sekarang jadi satu, nah mau ditambah lagi dengan masalah Korupsi sebagai mata ajaran, apa para Mentri kiita tdk pernah mau membandingkan dengan kurikulum LN; terakhir ada rencana bagus mau dilaksanakan sistem Kredit Semester (SKS) yang seharusnya baik, tapi pak NUH masih bingung dan mengatakan ada banyak kendala, wah kendala apa, kan bagus, lihat sekarang ini beban anak SD tiap semester kalau di SKS lebih dari 24 tipa semester, ini beban yang sangat berat, di Fakultas hanya diambil oleh mhs yang hebat; yah mau gimana lagi ya ??

    Balas
    • 47. Tarmizi Ramadhan  |  27 Oktober 2010 pukul 1:47

      Salam kenal seniorku.. Pendidikan Indonesia terlalu banyak teori dan konsep, realita di lapangan masih banyak kendala… UN saja sampai saat masih diperdebatkan muncul konsep baru lagi… Qou Vadis Pendidikan Indonesia …

      Balas
  • 48. erna triana  |  5 Oktober 2010 pukul 8:33

    Keberhasilan seorang guru bukan terletak pada nilai yang sekarang didapat siswa tetapi nanti ketika dia telah berHASIL MEWUJUDKAN MIMPI DAN ANGAN-ANGANNYA UNTUK MENJALANI SATU PROFESI YANG LAYAK DAN TERPANDANG……dan pada saat itu mungkin jasa kita sudah tidak kelihatan lagi apalagi seorang guru SD…MUNGKIN SUDAH TERLUPAKAN karena itu tidak salah guru mendapat penghargaan dan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa. Walaupun jasa-jasa kita suatu saat dilupakan anak didik kita tapi tetaplah berjuang dan optiomis diri bahwa apa yang kita lakukan sekarang adalah ibadah terhadap Allah dan hanya DIA lah yang akan membalas semua jasa-jasa kta walau anak didik kita akan melupakannya. SEMANGAT

    Balas
    • 49. Tarmizi Ramadhan  |  27 Oktober 2010 pukul 1:43

      Kita harus tetap optimis Bu….salam buat buat rekan-rekan yang mengajar SD…nasib kita sama menjadi kaum Umar Bakrie..hehehe..

      Balas
  • 50. maissya  |  28 Januari 2011 pukul 11:48

    terima kasih pak…
    Sejujurnya saya sangat perihatin dengan pendidikan di negeri ini jarang sekali guru yg benar2 amanat terhadap murid didiknya dan saya rasa semua perlu diperbaiki bukan hanya kurikulumnya saja pak termasuk guru2 dan peraturan sekolah,meski sudah bagus sayang sekalii tidak dijalankan…
    terima kasih saya lega bisa menyampaikan uneg2 saya pak,berjuang terus 😉

    Balas
    • 51. Lynsey  |  17 Mei 2017 pukul 7:25

      Great hammer of Thor, that is poewlfurly helpful!

      Balas
  • 52. Hussain Bumulo  |  13 April 2011 pukul 17:27

    Pak Tarmizi Yth, sayang sdh hampir 3 th blog ini tapi baru ada 48 sumbang saran, ini bukti bahwa banyak para guru yang belum melek IT, Gaptek alias gagap teknologi, mestinya guru2 muda lebih peduli akan sumbang saran ini, tapi mau apa lagi kalau keadaan makin runyam, sehingga tidak ada yang perhatian dan peduli akan tugas mulia ini

    Balas
  • 53. Kiat Sukses Menghadapi UAN « meilianawahida27  |  25 Oktober 2011 pukul 23:02

    […] Suara Guru […]

    Balas
  • 54. apridasiregar  |  15 November 2011 pukul 21:04

    mau tanya pak, maksud dari “guru bukan hanya pengajar, tetapi juga penghubung antara peserta didik dengan dunia yang berubah sangat cepat” tolong jelaskan kasih tau saya..
    terimakasih 😀

    Balas
    • 55. herlina kiki  |  8 Maret 2016 pukul 1:35

      KISAH SUKSES Lolos Jadi PNS Guru di Lingkungan Pemda daerah medan.
      assalamu Alaikum wr wb-, Saya Ingin Berbagi cerita kepada Anda,
      Bahwa dulunya Saya hanya Seorang tenaga Honorer di Sekolah Dasar.
      Sudah 12 Tahun Saya Jadi Tenaga honorer Belum diangkat Jadi PNS,
      Bahkan Saya Sudah berkali2 mengikuti Ujian,
      Dan membayar 40jt namun hasilnya nol Uang pun tidak Kembali,
      bahkan Saya Sempat putus asa,Namun Teman Saya memberikan
      no tlp Bpk.Drs SUKARDI M.Si Selaku petinggi di BKN Pusat
      Yang di Kenalnya selaku kepala DIT Pengadaan CPNS.
      Saya pun coba menghubungi beliau Dan beliau menyuruh Saya mengirim
      Berkas Saya melalui Email, Alhamdulillah No Nip Dan SK Saya Akhirnya Keluar.
      Allhamdulillah tentunya sy pun Sangat Gembira sekali,
      Jadi apapun keadaan Anda skarang Jangan Pernah putus asa Dan Terus berusaha,
      kalau Sudah Waktunya tuhan pasti kasih jalan,Ini Adalah kisah Nyata Dari Saya
      Untuk hasil ini Saya ucapkan terimakasih kepada.1. ALLAH SWT;
      Karena KepadaNya kita meminta Dan memohon. 2. Terimakasih untuk khususnya
      Bpk. Drs SUKARDI M.Si Di BKN PUSAT, Dan Dialah Yang membantu Kelulusan saya,
      Alhamdulillah SK Saya Tahun ini Bisa keluar. Teman Teman yg ingin seperti Saya
      silahkan Anda Hubungi Direktorat Pengadaan CPNS,Drs SUKARDI
      No Tlp; 0853 3905 2666 , Siapa tau beliau Masih mau membantu.

      Balas
  • 56. Kang Ahmad  |  1 Januari 2012 pukul 20:02

    Guru yang sukses adalah guru yang mampu membimbing, mengarahkan dan menghantarkan anak didiknya dapat hidup mandiri pada zamannya. Syukron kastsir. Selamat

    Balas
    • 57. Hussain Bumulo  |  24 Februari 2012 pukul 7:41

      Anda benar Kang Ahmad, tapi skarang di mata Pemda, guru hrs sukses mengantarkan murid2nya lulus 100% dengan nilai aduhai (thn lalu rata2 diatas 8), apapun caranya, bocorkan jawaban, mengganti jawaban murid yang salah dari lembar jawaban setelah ujian selesai dan sebelum dikirim ke panitia inti; seharusnya lembar jawaban murid sdh dilak di ruang ujian dan diparaf oleh pengawas, hingga tidak ada cara utk mengganti jawaban; cara2 begini TIDAK terjadi di test masuk PTN yang dilakukan oleh panitia SNMPTN, hingga hasil test sangat variatif, bahkan ada yang hasilnya sgt minim, ada banyak lulusan SMA tertentu yang tidak pernah bisa tembus lulus diterima di PTN bergengsi; baru2 ini ada berita ada SMA yang di blacklist gara2 mengubah nilai rapor agar bisa lolos dalam penerimaan mhs melalui jalur undangan, sungguh runyam dan memalukan

      Balas
      • 58. herlina kiki  |  8 Maret 2016 pukul 1:35

        KISAH SUKSES Lolos Jadi PNS Guru di Lingkungan Pemda daerah medan.
        assalamu Alaikum wr wb-, Saya Ingin Berbagi cerita kepada Anda,
        Bahwa dulunya Saya hanya Seorang tenaga Honorer di Sekolah Dasar.
        Sudah 12 Tahun Saya Jadi Tenaga honorer Belum diangkat Jadi PNS,
        Bahkan Saya Sudah berkali2 mengikuti Ujian,
        Dan membayar 40jt namun hasilnya nol Uang pun tidak Kembali,
        bahkan Saya Sempat putus asa,Namun Teman Saya memberikan
        no tlp Bpk.Drs SUKARDI M.Si Selaku petinggi di BKN Pusat
        Yang di Kenalnya selaku kepala DIT Pengadaan CPNS.
        Saya pun coba menghubungi beliau Dan beliau menyuruh Saya mengirim
        Berkas Saya melalui Email, Alhamdulillah No Nip Dan SK Saya Akhirnya Keluar.
        Allhamdulillah tentunya sy pun Sangat Gembira sekali,
        Jadi apapun keadaan Anda skarang Jangan Pernah putus asa Dan Terus berusaha,
        kalau Sudah Waktunya tuhan pasti kasih jalan,Ini Adalah kisah Nyata Dari Saya
        Untuk hasil ini Saya ucapkan terimakasih kepada.1. ALLAH SWT;
        Karena KepadaNya kita meminta Dan memohon. 2. Terimakasih untuk khususnya
        Bpk. Drs SUKARDI M.Si Di BKN PUSAT, Dan Dialah Yang membantu Kelulusan saya,
        Alhamdulillah SK Saya Tahun ini Bisa keluar. Teman Teman yg ingin seperti Saya
        silahkan Anda Hubungi Direktorat Pengadaan CPNS,Drs SUKARDI
        No Tlp; 0853 3905 2666 , Siapa tau beliau Masih mau membantu.

  • 59. OMKACILI  |  18 Juni 2012 pukul 15:07

    Guru yg bagaimana ?
    Melihat kopetensi anak dari lembaran akhir.

    Guru itu apa ?
    Marah ketika anak lebih Pintar dari dia.

    Guru itu kenapa ?
    Tidak mau bekerja kalau tidak memiliki intensif tambahan.

    Guru sebenarnya Pingin apa ?
    Menceritakan kepada siapa saja kelemahan – kelemahan dari orang lain (karlota)

    Balas
  • 60. cool site  |  4 Januari 2013 pukul 7:14

    Your way of explaining everything in this post is actually good, every
    one can easily know it, Thanks a lot.

    Balas
    • 61. deni parlina  |  25 November 2013 pukul 16:29

      Wahai guru……Met ULTAH ke 68, Teruskan perjuanganmu untuk mendidik anak bangsa agar mereka menjadi insan2 berkarakter mulia…..Janganlah berputus asa meskipun rintangan datang menghadang tuk menguji kekuatan imanmu, Yakinlah Allah Maha Tahu dan selalu bersamamu….
      Haruskah dunia Pendidikan dicampuradukkan dengan kehidupan berpolitik? semua berlomba mencari hasrat pribadi dan kepentingan duniawi …
      wahai guru……kuatkan jati dirimu! Ingatlah dipundakmu ada amanah yang harus dipertanggungjawabkan dikemudian hari….

      Balas
  • 62. herlina kiki  |  8 Maret 2016 pukul 1:34

    KISAH SUKSES Lolos Jadi PNS Guru di Lingkungan Pemda daerah medan.
    assalamu Alaikum wr wb-, Saya Ingin Berbagi cerita kepada Anda,
    Bahwa dulunya Saya hanya Seorang tenaga Honorer di Sekolah Dasar.
    Sudah 12 Tahun Saya Jadi Tenaga honorer Belum diangkat Jadi PNS,
    Bahkan Saya Sudah berkali2 mengikuti Ujian,
    Dan membayar 40jt namun hasilnya nol Uang pun tidak Kembali,
    bahkan Saya Sempat putus asa,Namun Teman Saya memberikan
    no tlp Bpk.Drs SUKARDI M.Si Selaku petinggi di BKN Pusat
    Yang di Kenalnya selaku kepala DIT Pengadaan CPNS.
    Saya pun coba menghubungi beliau Dan beliau menyuruh Saya mengirim
    Berkas Saya melalui Email, Alhamdulillah No Nip Dan SK Saya Akhirnya Keluar.
    Allhamdulillah tentunya sy pun Sangat Gembira sekali,
    Jadi apapun keadaan Anda skarang Jangan Pernah putus asa Dan Terus berusaha,
    kalau Sudah Waktunya tuhan pasti kasih jalan,Ini Adalah kisah Nyata Dari Saya
    Untuk hasil ini Saya ucapkan terimakasih kepada.1. ALLAH SWT;
    Karena KepadaNya kita meminta Dan memohon. 2. Terimakasih untuk khususnya
    Bpk. Drs SUKARDI M.Si Di BKN PUSAT, Dan Dialah Yang membantu Kelulusan saya,
    Alhamdulillah SK Saya Tahun ini Bisa keluar. Teman Teman yg ingin seperti Saya
    silahkan Anda Hubungi Direktorat Pengadaan CPNS,Drs SUKARDI
    No Tlp; 0853 3905 2666 , Siapa tau beliau Masih mau membantu.

    Balas
  • 63. Natanael  |  29 Januari 2017 pukul 20:00

    Bagus

    Balas
  • 64. Ferry  |  13 Oktober 2020 pukul 14:58

    Mengapa suara guru tidak didengar oleh pemerintah?

    Balas

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed