Model Pembelajaran Tematik, Kelebihan dan Kelemahannya
4 Desember 2008 at 13:19 24 komentar
PEMBELAJARAN TEMATIK merupakan implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dasar pertimbangan pelaksanaan pembelajaran tematik ini merujuk pada tiga landasan, yaitu: landasan filosofis, psikologis, dan yuridis.
Ditinjau dari pengertiannya, pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada saat seseorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Menurut Yunanto (2004:4), “Pembelajaran merupakan pendekatan belajar yang memberi ruang kepada anak untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar.”
“Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraa” Depdiknas (2007:226). Selanjutnya menurut Kunandar (2007:311), “Tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.” Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pemmbelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajatan terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu kali tatap muka.
Pembelajaran tematik dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah tematik. Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pendekatan pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).
Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama peserta didik dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema dalam pembelajaran tematik menjadi sentral yang harus dikembangkan. Tema tersebut diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: 1) peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama; 3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; 5) Peserta didik lebih mampu merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; 6) Peserta didik mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; 7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Pembelajaran tematik mempunyai ciri khas dan karakteristik tersendiri. Adapun ciri khas pembelajaran tematik di antaranya: 1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa sekolah dasar; 2) kegiatan yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertitik tolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik di lingkungannya; dan 6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, misalnya: kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Penggabungan beberapa kompetensi dasar, indikator serta isi mata pelajaran dalam pembelajaran tematik akan terjadi penghematan karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan merupakan tujuan akhir. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi pelajaran secara utuh pula. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik
Menurut Kunandar (2007:315), Pembelajaran tematik mempunyai kelebihan yakni:
- Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.
- Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
- Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
- Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didiksesuai dengan persoalan yang dihadapi.
- Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama
- Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
- Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Selain kelebihan di atas pembelajaran tematik memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.
Kepustakaan:
Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta.
Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) da Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Yunanto, Sri Joko. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo.
Baca kelanjutan tulisan ini:
Penerapan Model Pembelajaran Tematik pada Mata Pelajaran Matematika Terpadu
Entry filed under: Pembelajaran. Tags: Artikel, hasil belajar, metode pembelajaran, model pembelajaran, opini, Pembelajaran, pembelajaran tematik, prestasi belajar, Siswa, tema, tematik.
24 Komentar Add your own
Tinggalkan komentar
Trackback this post | Subscribe to the comments via RSS Feed
1. Sawali Tuhusetya | 6 Desember 2008 pukul 21:01
Pernah mengalami betapa repotnya menyusun buku ajar SD dengan menggunakan pendekatan tematik. repot nulisnya karena harus mengaitkan tema secara lintasmapel. btw, tulisan2nya menarik, mas tarmizi, informatif dan amat berguna utk dunia pendidikan. salam kreatif!
2. Tarmizi Ramadhan | 10 Desember 2008 pukul 1:33
Terima kasih, Pak telah berkunjung. Memang benar pendapat Bpk, model pembelajaran tematik sangat memerlukan kreativitas guru. Itulah sebabnya guru perlu menguasai pengembangan tema dalam lintas mapel.
3. Adieska | 7 Desember 2008 pukul 2:59
Halo om tarmizi. Salam kenal dan thanks udah mampir… Tulisannya mantrap abis… 🙂
Oiya… Akhir2 ini Google emang rada aneh om… Sabar aja deh. Nanti juga keindex 😀
4. dedek | 12 Januari 2009 pukul 11:46
Assalam-mualaikum, Good reading,,good luck always…
5. suprapta | 10 April 2009 pukul 11:33
begitulah ada kelemahan dan ada kelebihan
6. Destiny | 17 Mei 2017 pukul 7:09
Hey, that post leaves me feeling fosolih. Kudos to you!
7. http://goanalyze.info/khmer24.com | 1 Juni 2017 pukul 1:00
Great idea. The basis of the suit is clever. I hope it works. I think the criteria for participation in the debates should be is the candidates on enough ballots in enough states that should s/he win all the electoral college votes in those states, s/he would win the Presidency.
8. pa-O00l | 2 Mei 2009 pukul 14:39
tug pendidikan indonesia!!!
Lanjutkan langkahmu!!!
9. Blog ZULIA EKO ISMIYATI » Blog Archive » KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK | 6 Mei 2009 pukul 14:04
[…] […]
10. mayunk | 18 Mei 2009 pukul 11:43
om tulisannya bagus banged, penelitian aq terinspirasi dari tulisan ini,,,,berjuang terus untuk tematik ya…
11. Mathematic Resources » Blog Archive : Penerapan Model Pembelajaran Tematik Pada Mata Pelajaran Matematika Terpadu » Penerapan Model Pembelajaran Tematik Pada Mata Pelajaran Matematika Terpadu | 9 Juni 2009 pukul 9:03
[…] Penerapan model pembelajaran tematik pada mata pelajaran Matematika Terpadu merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Pendidikan Matematika. Sebelum melihat hasilnya secara lengkap, sebaiknya Anda baca materi tulisan ini Pemetaan Pembelajaran Tematik dan Model Pembelajaran Tematik, Kelebihan dan Kelemahannya. […]
12. elias karunia | 23 September 2009 pukul 22:41
pemeblajaran tematik memang sangat cocok untuk kelas awal karena materinya masih sederhana dan anak perlu diajari hal-hal yang lebih dekat dengan dirinya. ok
13. nurlaela | 10 Maret 2011 pukul 21:02
Ass, Pa terima kasih atas penjelasan ttg pembelajaran tematik yg memudahkan saya dlm menyusun proposal skripsi dan mudah2n berjalan lancar sampai penyusunan skripsi, amin. Skali lg trima kasih ^_^
14. kokom komariah | 10 April 2011 pukul 3:08
makasih mas..atas penjelasannya ttg penerapan metode pembelajran tematiknya sy akan mencoba pd pelajaran ipa semoga bisa amiiin
15. alkhy | 29 April 2011 pukul 17:21
trimakasih pak, tulisan bapak sangat membantu saya. lalu apalagi yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik itu ya pak ?
16. Vinae Mike | 4 November 2011 pukul 20:15
Terimakasih.
Sangat membantu dalam proses swktu saya belajar.
17. rifda | 28 November 2011 pukul 21:52
makasih ya pak atas penjelasannya
18. iyu amriyah | 23 Maret 2012 pukul 16:18
betapa sulitnya menyusun disertasi tentang pembelajaran tematik terimaksih atas tulisan yang telah dimuat semoga semua bermanfaat amin
19. Manda Nyapanda | 28 Mei 2013 pukul 17:43
makasih..tulisannya pak…aku ijin copy ya
20. entin suhartini | 16 Januari 2014 pukul 8:48
bagaimana cara mengajar cara pendekatan tematik?
kurikulum 2013?
21. nabil pokernyot | 12 Oktober 2015 pukul 7:17
menurut saya model pendikan tematika GATOT…(alias bencana pembodohan skala nasional) kenyataanya dilapancan yg aktif bukan peserta didik…tapi ortu yg yg sekolah lagi…5 th kedepan banyak murid tolol binbloon bergaya internasional tapi kwalitas rendah
22. Unis | 27 Februari 2018 pukul 21:54
Betul banget mas,tematik pembodohan masal
23. nabil pokernyot | 12 Oktober 2015 pukul 7:18
pendikan sekaran seperti makan GADO-GADO
24. Model Pembelajaran Tematik, Kelebihan dan Kelemahannya – story board | 3 Februari 2016 pukul 3:27
[…] Sumber: Model Pembelajaran Tematik, Kelebihan dan Kelemahannya […]